Sabtu, 24 Maret 2012

TINJAUAN PUSTAKA : Prilaku Kewargaan Organisasi

read before : TINJAUAN PUSTAKA : Kualitas Pertukaran Pemimpin dengan Bawahan

Definisi dan konsep prilaku kewargaan organisasi
Kinerja merupakan hasil dari pencapaian kerja, sesuai yang dikatakan oleh Connel, (2005) menjelaskan terdapat dua tipe kinerja yang dijelaskan secara khusus oleh Borman & Motowidlo (1993), pertama adalah kinerja tugas dan kedua adalah kinerja kontekstual. Kinerja tugas didefinisikan oleh mereka sebagai bentuk efektivitas kerja yang memberikan kontribusi terhadap organisasi yang secara langsung menerapkan proses teknis dan secara tidak langsung dengan menyediakan bahan-bahan atau jasa yang diperlukan. Sedangkan kinerja kontekstual definisikan sebagai prilaku sifat yang suka rela untuk membantu orang lain dan tidak berkaitan langsung dengan sistem penghargaan yang resmi.

Prilaku kewargaan organisasi mencakup kegiatan yang membentuk sosial dan psikologis organisasi, berfungsi sebagai katalis untuk kegiatan tugas dan proses, tidak berada pada deskripsi kontrak pekerjaan. Contoh dari prilaku kewargaan organisasi adalah bekerja sama dengan karyawan lain untuk menyelesaikan tugas-tugas, bekerja ekstra pada proyek meskipun tidak diperlukan atau sukarela untuk mengorganisir kegiatan sosial organisasi.

Novliadi (2007) melaporkan bahwa Organ (1988) telah menyimpulkan kinerja kontekstual biasanya di sebut sebagai prilaku kewargaan organisasi. Organ telah mendefinisikan prilaku kewargaan organisasi sebagai bentuk ;
  1. Prilaku kebebasan individu yang secara tidak langsung memberikan kontribusi, ke-efektifan dan ke-efesienan serta menguntungkan untuk organisasi, 
  2. Tidak terdapat dalam kewajiban peran formal maupun dalam kontrak kerja, dan 
  3. Tidak memiliki kompensasi. 
Sikap prilaku kewaragaan organisasi dapat memiliki efek menguntungkan pada organisasi seperti pelumas pada aspek-aspek berbagai mesin sosial, meningkatkan efisiensi dan mengurangi gesekan di antara karyawan. Keberhasilan suatu organisasi tergantung pada peran yang ditentukan oleh prilaku kewargaan organisasi guna kelangsungan hidup dan efektivitas organisasi.

Pengukuran Prilaku Kewargaan Organisasi
Peneliti terdahulu, seperti; Dyne dkk., (1994); Jahangir dkk., (2004) yang di kutip dari Lamidi (2008) melaporkan bahwa prilaku kewargaan organisasi adalah sikap prilaku karyawan yang secara tidak langsung dan tidak mendapat penghargaan secara formal merupakan faktor pendorong kefektifan fungsi-fungsi organisasi. Selain itu, prilaku kewargaan organisasi sifatnya secara suka rela dikarenakan tidak ada dalam deskripsi pekerjaan.

Prilaku kewargaan organisasi ini di ukur dengan menggunakan empat dimensi dan 12 indikator yang dikembangkan oleh Organ (1998), yaitu;
  1. 3 indikator mengenai sikap membantu rekan kerja, 
  2. 3 indikator mengenai sikap memajukan organisasi, 
  3. 3 indikator mengenai sikap taat peraturan, dan 
  4. 3 indikator mengenai sikap sportif. 
Lebih lanjut Organ (1988) menambahakan, prilaku kewargaan organisasi adalah suatu kelangsungan hidup organisasi dan merupakan hal penting untuk dilakukan. Prilaku kewargaan organisasi perlu ditingkatkan karena dapat memaksimalkan efisiensi dan produktivitas organisasi. Organ (1988) selanjutnya menambah indikator-indikator yang di kutip dari Mas'ud (2004), meliputi ;
  1. Membantu memberikan orientasi pada rekan baru, 
  2. Siap untuk membantu rekan, 
  3. Meluangkan waktu untuk rekan, 
  4. Mengikuti perkembangan kemajuan organisasi, 
  5. Meningkatkan nama baik organisasi, 
  6. Melakukan yang terbaik unntuk organisasi, 
  7. Mengikuti peraturan dan prosedur organisasi, 
  8. Menyelesaikan laporan pekerjaan yang lebih awal, 
  9. Spontanitas memberikan informasi untuk kemajuan organisasi, 
  10. Tidak mengeluh dan tidak membuang waktu, 
  11. Tidak membesarkan masalah kecil, dan 
  12. Fokus pekerjaan. 
read more : TINJAUAN PUSTAKA : Kerangka Pemikiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.