Kamis, 23 Juni 2011

Kepemimpinan transformasional

Menurut pendapat Lamidi (2008), sesuai panggilan jiwanya, dosen profesional adalah dosen yang menguasai ilmu pengetahuan yan diajarkan dan mampu menyampaikan materi ajar dengan baik dan benar, memiliki komitmen tinggi untuk memajukan outcomes lulusan dan organisasi. Conger dan Kanungo (1987) menyatakan bahwa ciri-ciri pemimpin kharismatik adalah percaya diri, mempunyai keahlian manajemen terutama dalam mengatasi berbagai perubahan, mempunyai sensitivitas sosial dan empati.

Pemimpin yang mempunyai empati terhadap bawahan (memahami keinginan dan kebutuhan bawahan) akan meningkatkan,kepercayaan bawahan terhadap aktivitas organisasi, sehingga karyawan akan terinspirasi untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin.  Vries (1994) mengungkapkan bahwa tidak ada pemimpin tanpa visi. 

 

Seorang pemimpin yang dapat memberi inspirasi tinggi terhadap bawahan merupakan pemimpin yang memiliki standar kerja yang tinggi dan mempunyai visi/misi yang jelas. Kesuksesan kepemimpinan transformasional adalah kemampuan menentukan misi yang jelas, meng.komunikasikannya dan melakukan persuasi kepada bawahan (Leavitt, 1986). Pemimpin mengarahkan seluruh sumber daya organisasi pada suatu fokus yaitu misi dan visi organisasi.

 

Behling dan McFillen (1996) memberikan definisi operasional mengenai variabel perilaku pemimpin (displays empathy dan dramatizes the mission) dan variabel keyakinan
bawahan (inspiration) sebagai berikut:     

  1. Displays empathy, yaitu perilaku pemimpin mengindikasikan orientasi pada kebutuhan dan keinginan bawahan. 
  2. Dramatizes the mission, yaitu pemimpin menggunakan metafora, kiasan, analogi untuk nilai-nilai dan simbol organisasi untuk menyampaikan misi dan kepentingannya. Pemimpin mengkomunikasikan misi utama melalui tindakan yang dilakukannya.  
  3. Inspiration,yaitu keyakinan bawahan bahwa kegiatan organisasi atau unit memiliki suatu moral transeden atau tujuan etik.

Hasil penelitian eksploratori yang dilakukan Behling dan McFillen (1996) menunjukkan bahwa dalam kepemimpinan transformasional, perilaku pemimpin yang terdiri dari displays empathy, dramatizes the mission, projects self assurance, enhances the leader’s image, assures followers of competency, dan provides opportunities.

 

Menurut Bass dan Avolio (1994), kepemimpinan transformasional dalam mentransformasikan bawahan cenderung menggunakan 4 cara yang dikenal dengan 4 I, yaitu: 1) idealized influence (charisma), 2) inspiration, 3) intellectual stimulation, dan 4) individual consideration.

 

Kepemimpinan transformasional di ukur dengan menggunakan enam dimensi yang dikembangkan oleh Behling et al.(1996) yaitu ; (1) menunjukan empati, (2) menjelaskan misi dengan menarik, (3) menunjukan keyakinan diri, (4) meningkatkan image, (5) yakin dengan kemampuan bawahan, dan (6) memberikan peluang untuk sukses.

 

Menurut Bycio et al.,. (1995) serta Koh et al.,. (1995), mendefinisikan kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan bawahan yang melibatkan hubungan pertukaran. 

 

Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan. Podsakoff et al., (1996) mendefinisikan kepemimpinan transformasional merupakan faktor penentu yang mempengaruhi sikap, persepsi, dan perilaku karyawan di mana terjadi peningkatan kepercayaan kepada pemimpin, motivasi, kepuasan kerja dan mampu mengurangi sejumlah konflik yang sering terjadi dalam suatu organisasi. 

 

Sejauhmana pemimpin dikatakan sebagai pemimpin transformasional, Bass (1990) dan Koh et al., (1995) yang dikutip dari Andarika (2004), mengemukakan bahwa hal tersebut dapat diukur dalam hubungan dengan pengaruh pemimpin tersebut berhadapan karyawan. 

 

Oleh karena itu, Bass (1990) mengemukakan ada tiga cara seorang pemimp...in transformasional memotivasi bawahannya, yaitu dengan: 

  • Mendorong bawahan untuk lebih menyadari arti penting hasil usaha. 

    • Mendorong bawahan untuk mendahulukan kepentingan kelompok; dan

      • 3) meningkatkan kebutuhan bawahan yang lebih tinggi seperti harga diri dan aktualisasi diri.

Lamidi (2008) mengatakan, Burn mendefinisikan pemimpin transformasional sebagai prilaku yang memperoleh dukungan untuk membangkitkan semangat dan memberikan inspirasi kepada para bawahan serta prilaku memberikan perhatian dan mendorong terpeliharanya hubungan kerja yang memuaskan. Lebih lanjut, Bass, mendefinisikan kep...emimpinan transformasional adalah kemapuan pemimpin untuk mengubah lingkungan kerja, memberikan motivasi, menumbuhkan kebanggaan, loyalitas dan rasa hormat bawahan kepada atasan yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi. 

 

Kepemimpinan transfomasional bersandar pada prilaku pemimpin untuk membangkitkan bawahan untuk ke tingkat yang lebih tinggi, sesuai dengan pemikiran dari Burn (1978) dan Bass (1985).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.