Sabtu, 11 Juli 2009

TANGGUNG JAWAB SOSIAL (Corporate Social Responsibility)

1. Contoh satu perusahaan yang menerapkan CSR, apakah CSR ini mendukung keberhasilan perusahaan.

Salah satu perusahaan besar yang telah menerapkan corporate social responsibility selama bertahun-tahun adalah Unilever. Unilever telah membuat program CSR dengan baik dan sistematis. Bahkan mereka memasukkan unsur-unsur tanggung jawab sosial dalam visi dan misi perusahaan mereka.

Misi Unilever adalah untuk menambahkan vitalitas dalam kehidupan. Unilever memenuhi kebutuhan masyarakat akan nutrisi, kebersihan, dan perawatan pribadi dengan menyediakan produk-produk yang akan membantu masyarakat untuk merasa, melihat dan menjadi lebih baik dalam kehidupan. (www.unilever.com). Unilever telah mengakar kuat dalam kultur dan pasar di seluruh dunia dan membuat Unilever memiliki hubungan yang kuat dengan pelanggan yang akan menjadi landasan untuk pertumbuhan di masa mendatang. Unilever akan membawa pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk melayani seluruh masyarakat dunia.

Produk-produk dari Unilever yang terdiri dari consumer goods telah tersebar di seluruh dunia dengan total penjualan lebih dari 27 juta Euro, 29% disumbang dari penjualan produk mereka di Asia dan Afrika (www.unilever.com). Di Indonesia, salah satu produk Unilever yang menjadi pemimpin pasar adalah Lifebuoy. Menurut hasil survei yang dilakukan Swa bersama MarkPlus dan MARS, Lifebuoy adalah salah satu produk yang memiliki brand value tertinggi pada tahun 2003, 2004, 2005 untuk kategori sabun mandi padat.

Perlindungan dan kebersihan adalah komitmen Lifebuoy untuk masyarakat. Oleh karena itu, sejak bertahun-tahun yang lalu Lifebuoy telah membuat program-program pertanggungjawaban sosial untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat tentang arti penting menjaga kebersihan. Program-program yang telah dilakukan oleh Lifebuoy antara lain, kampanye membudayakan mencuci tangan dengan sabun, kampanye kebersihan lingkungan, menyumbang sarana MCK untuk masyarakat miskin, menyumbang sarana kebersihan untuk sekolah-sekolah dalam program “berbagi sehat” yang pada intinya mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan untuk menjaga kebersihan.

Program “berbagi sehat” merupakan sebuah program pemasaran yang lebih difokuskan untuk memberikan manfaat sosial bagi masyarakat. Lifebuoy menjalankan program “berbagi sehat” dengan menekankan kampanye mencuci tangan dengan sabun dan membangun sarana kebersihan di lingkungan masyarakat dan sekolah karena hingga saat ini di negara-negara berkembang, diare adalah salah satu penyebab kematian terbesar pada anak-anak. Penelitian dari World Bank menyebutkan bahwa penerapan praktek kebersihan secara sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun dan menjaga kebersihan lingkungan dapat mengurangi tingkat kematian pada anak-anak yang disebabkan penyakit diare hingga 2 juta kematian per tahun. (www.unilever.com).

Sumber Bacaan :
http://www.jurnalskripsi.com/pengaruh-sikap-konsumen-dalam-penerapan-program-corporate-social-responsibility-csr-terhadap-brand-loyalty-sabun-mandi-lifebuoy-studi-pada-mahasiswa-fakultas-ekonomi-universitas-brawijaya-malang-pdf.htm

2. Apa tantangan satu perusahaan dalam menerapkan CSR.

Dewasa ini, para pemimpin perusahaan menghadapi tugas yang menantang dalam menerapkan standar-standar etis terhadap praktik bisnis yang bertanggungjawab. Survey Pricewaterhouse Coopers (PwC) terhadap 750 Chief Executive Officers menunjukkan bahwa peningkatan tekanan untuk menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) menempati ranking kedua dari tantangan-tantangan bisnis paling penting di tahun 2000 (Morimoto, Ash dan Hope, 2004).

Meskipun sedang meroket, CSR tampaknya masih diselimuti kabut misteri. Belum ada definisi CSR yang mudah diukur secara operasional. Beberapa UU CSR di Indonesia belum diikuti oleh peraturan di bawahnya yang lebih terperinci dan implementatif. Standar operasional mengenai bagaimana mengevaluasi kegiatan CSR juga masih diperdebatkan. Akibatnya, bukan saja CSR menjadi sulit diaudit, melainkan pula menjadi program sosial yang berwayuh wajah.

Banyak perusahaan yang hanya membagikan sembako atau melakukan sunatan massal setahun sekali telah merasa melakukan CSR. Tidak sedikit perusahaan yang menjalankan CSR berdasarkan ”copy-paste design” atau sekadar ”menghabiskan” anggaran. Karena aspirasi dan kebutuhan masyarakat kurang diperhatikan, beberapa program CSR di satu wilayah menjadi seragam dan seringkali tumpang tindih.

Walhasil, alih-alih memberdayakan masyarakat, CSR malah berubah menjadi Candu (menimbulkan ketergantungan pada masyarakat), Sandera (menjadi alat masyarakat memeras perusahaan) dan Racun (merusak perusahaan dan masyarakat) (Suharto, 2008).

Sumber Bacaan :

Blog Asosiasi Auditor Internal, 2009. Tantangan Profesi Auditor Internal Dalam Penerapan GCG http://blog.auditor-internal.com/?p=20

3. CSR yg diterapkan menjadi bagian strategi perusahaan.

Untuk mendapatkan mendapatkan impact optimal dari program CSR, baik untuk stakeholder perioritas, maupun perusahaaan, Pada tanggal 21-22 Juli 2008 PT Perusahaan Gas Negara bekerja sama dengan InterDev melakukan Workshop CSR bagi unit CSR dan non CSR di Wisma PGN Megamendung Bogor.

Workshop ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman unit kerja terkait stakeholder tentang KONSEP, TEKNIK DAN TAHAPAN PENYUSUNAN STRATEGI CSR untuk mendukung VISI dan MISI PERUSAHAAN. Dengan pemahaman tersebut diharapkan setiap unit kerja yang bersentuhan dengan stakeholder mempunyai kesempatan memberikan kontribusi dan mendapatkan impact dari keberhasilan CSR.

Workshop dilakukan dengan simulasi dan share pengalaman yang didahului oleh paparan konsep, dengan tahapan:

•Simulasi analisis kondisi faktor CSR dan perumusan masalah
•Simulasi analisis stakehoder perioritas (untuk study kasus dipakai tool pada perusahaan ekstraksi dengan analisis kondisi faktor perubahan sosial ekonomi)
•Simulasi perumusan isu-isu perioritas dan penyusunan strategi
•Simulasi penterjemahan strategi menjadi program kerja

Pada Workshop tersebut dikupas dan disimulasikan materi yang meliputi, konsep CSR (corporate Social Responsibility) dalam perspektif tangung jawab dan kepentingan perusahaan, Analisis kondisi faktor CSR, yakni analisis faktor penentu keberhasilan program CSR yang dikembangkan oleh Interdev dalam berbagai program CSR yang telah mereka lakukan. Analisis Kondisi Faktor CSR dilakukan secara kontektual yang meliputi:

•Analisis kondisi hubungan dengan stakeholder, pada bagian ini dipaparkan pengertian stalehoder, unit-unit kerja yang bersentuhan dengan stekholders, teknik analisis, teknik perumusan isu-isu.
•Analisis stakeholder perioritas, yakni memilih stakeholder yang perlu menjadi perhatian, penentuan perioritas ditetapkan berdasarkan keterkaitan dengan stakehoder lainnya dan juga penting bagi perusahaan untuk membangun “stakeholders engagements”
•Analisis kondisi stakeholder perioritas, pada bagian ini dibahas teknik perumusan isu-isu dan penentuan isu-isu aksi perioritas untuk membangun “stakeholders engagements”. Pada kesempatan ini di simulasikan analisis sosial ekonomi masyarakat di daerah operasi perusahaan dengan menggunakan double diamond yang dikembangkan Interdev
•Analisis operasional perusahaan dan rantai nilai, pada bagian ini dibahas beberapa aspek operasional perusahaan yang terkait dengan stakeholder, terutama yang terkait dengan pembangunan dan operasional transmisi gas.
•Analisis kondisi program CSR, terkait dengan aspek SDM, manajemen dan lain-lainnya.

Setelah dilakukan analisis kondisi faktor dan perumusan isu-isu perioritas maka dilakukan simulasi dan penyusunan strategi CSR dan penyusunan program. Workshop ini diikuti oleh 14 peserta dari berbagai unit kerja yang terkait atau berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dengan stakeholder.

Dari Workshop tersebut, pada hari pertama peserta masih sulit memahami kaitan antara konsep yang disampaikan dengan implementasi sehingga suasana workshop yang bersemangat belum terbentuk tetapi memasuki hari kedua, melalui simulasi peserta mulai melihat kaitan teknik perumusan isu dan perioritas dengan konsep CSR maka mulai muncul semangat belajar dan puncaknya saat mereka merumuskan strategi CSR secara bersama-sama.

Sumber Bacaan :

PT Interdev. 2008. Workshop CSR untuk perumusan strategi dan program. http://interdev.co.id/detail/news/45/Corporate_Social_Responsibility_strategy_implementation_program

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.