Penelitian ini berangkat dari pandangan-pandangan teoritis yang dikembangakan oleh para ahli yang menyatakan bahwa diantara mekanisme penting dalam meningkatkan prilaku kewargaan organisasi adalah melalui mekanisme kepemimpinan transformasional dan mekanisme kualitas pertukaran pimpinan dan bawahan. Untuk melakukan hal tersebut perlu dilakukan mekanisme secara langsung dan mekanisme secara tidak langsung.
Secara langsung, kepemimpinan transformasional dan kualitas pertukaran
pimpinan dan bawahan yang baik akan mempengaruhi prilaku kewargaan organisasi. Dan secara tidak langsung Kepemimpinan transformasional di bentuk dari kualitas pertukaran
pimpinan dan bawahan yang akhirnya akan memunculkan sikap prilaku kewargaan organisasi, sehingga tujuan organisasi dapat dengan mudah tercapai.
Pendapat Bass (1985) yang di kutip dari Lamidi (2008) telah mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai kemampuan pimpinan untuk;
Pendapat Bass (1985) yang di kutip dari Lamidi (2008) telah mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai kemampuan pimpinan untuk;
- Mengubah lingkungan kerja,
- Memberikan motivasi,
- Menumbuhkan kebanggaan,
- Loyalitas dan rasa hormat bawahan pada pimpinan yang bertujuan untuk pencapaian tujuan organisasi.
Pendapat Podsakoff, dkk., (1990) yang di kutip dari Asgari, dkk., (2008a) bahwa para pemimpin transformasional dapat membuat bawahan melakukan melampaui harapan untuk;
- Mengartikulasikan visi,
- Menyediakan suatu model peran yang tepat,
- Mengutamakan tujuan kelompok,
- Menyediakan dukungan individual,
- Intelektual stimulasi, dan
- Mengekspresikan harapan kinerja tinggi.
- George & Brief, (1992);
- Borman & Motowidlo, (1993);
- Padsakoff dkk., (1997);
- Cropanzano dkk., (in press);
- Koys, (2001);
- Meyer & Herscovitch, (2001);
- Gautam dkk., (2004); serta,
- Deborah dkk., (2007)
- Kontribusi individu di tempat kerja,
- Tidak terdapat dalam persyaratan kontrak dan tidak dihargai dalam prestasi kerja,
- Berkontribusi untuk efektivitas organisasi,
- Meningkatkan konteks sosial dan psikologi organisasi,
- Mendukung kinerja tugas individu, dan
- Spontanitas untuk memajukan organisasi.
Selanjutnya, dalam model penelitian ini dikembangkan sebuah pemikiran mengenai hubungan variabel kepemimpinan transformasional variabel prilaku kewargaan organisasi dan variabel kualitas pertukaran pimpinan dan bawahan. Kepemimpinan transformasional dijadikan variabel utama yang diperkirakan dapat mempengaruhi prilaku kewargaan organisasi secara langsung dan secara tidak langsung melalui kualitas pertukaran pimpinan dan bawahan.
Dengan demikian hubungan antara kepemimpinan transformasional, prilaku kewaragaan organisasi dan kualitas pertukaran
pimpinan dan bawahan dapat ditunjukan pada gambar berikut ini.
Hipotesis-hipotesis Penelitian
Penelitian ini mengajukan pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap prilaku kewargaan dengan pendekatan secara langsung dan tidak langsung yang dimediasi oleh kualitas pertukaran pimpinan dan bawahan. Dengan demikian, penelitian ini mengajukan empat dugaan sementara, yaitu;
- Kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pertukaran pimpinan dan bawahan.
- Kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prilaku kewargaan organisasi.
- Kualitas pertukaran pimpinan dan bawahan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prilaku kewargaan organisasi.
- Kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prilaku kewargaan organisasi yang di mediasi dengan kualitas pertukaran pimpinan dan bawahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.